May The Force Be With You… Princess Leia…

May The Force Be With You

Star Wars

Adakah manusia yang dilahirkan secara lahiriah lalu tiba-tiba bersifat “Dark Side”? Atau jika memegang prinsip atau teori tabula rasa, adakah ia suatu saat dapat berkecenderungan terhadap sisi buruk itu?

Peperangan antar galaksi tersaji dalam Star Wars. Seolah-olah peperangan itu tak mengenal batas. “Pada zaman dahulu, di galaksi yang sangat jauh..” tulis kalimat pada awal film.

Di galaksi yang sangat jauh itulah Carrie Fisher bertarung habis-habisan melawan kekaisaran Galactic. Namun, ia bukanlah seorang Carrie Fisher dengan selera humor yang tinggi pada tiap wawancaranya, ia menjelma sebagai Putri Leia yang anggun dengan gaya squash blossom pada rambutnya.

Pertarungan di galaksi itu memang menampilkan dikotomi antara Force kebajikan dan kejahatan. Atau “sisi buruk” dan “sisi baik”. Dualisme itu bukan hanya terjadi di galaksi, tetapi di alam semesta—di manapun itu.

Adalah kesadaran moralitas yang menentukan dualisme itu: antara kebajikan dan kejahatan, kedengkian dan kekaguman. Putri Leia memang berpihak pada “sisi baik”, namun kita tak pernah tahu seperti apa selanjutnya, laiknya Anakin Skywalker yang terjerembab ke “sisi buruk” lantas menjelma sebagai Darth Vader!

Sementara itu… di Bumi…

Saya tak tahu bagaimana dengan manusia kini. Toh hanya orang itu yang dapat menentukannya sendiri. Orang memiliki “Force-nya” masing-masing. Sesederhana itu.

Zaman telah berubah. Tapi sifat tetaplah sama. Kecenderungan manusia dengan sifat yang mudah berubah-ubah tak menjamin bahwa ia selamanya pada sifat kebaikan. Menebar fitnah atau kebencian lebih mudah dilakukan ketimbang membunuh.

Dalam memoar Wishful Drinking, Carrie Fisher sang Putri Leia itu pernah berucap: “Resentment is like drinking a poison and waiting for the other person to die.”

Namun, rasanya tak adil membandingkan kisah Star Wars dengan keadaan kita di Bumi. Di galaksi sana, kebaikan dan kejahatan hanyalah sebuah dongeng, tapi di Bumi itu adalah sebuah kisah nyata.

Memoar Kecil Carrie Fisher Sang Putri Leia

Seperti halnya kebaikan dan kejahatan, dikotomi lain ialah kelahiran dan kematian. Di akhir bulan Desember 2016, tepatnya tanggal 27, sang Putri Leia itu telah wafat karena penyakit jantung di usianya yang ke-60 tahun.

Hal tersebut dikabarkan oleh anaknya, Billie Lourd. Menurut media setempat, Carrie Fisher sebelumnya memang mengalami serangan jantung dan kondisinya sempat membaik. Namun, tampaknya Carrie Fisher mengalah dan tak dapat melawan takdir kematiannya sendiri.

Kenangan Carrie Fisher dalam memerankan Putri Leia tak akan mudah dilupakan meskipun manusia cenderung melupakan daripada mengingat.

Dan pada akhirnya…

Ia hidup dengan segala rimba cerita yang mengasyikkan dan menyedihkan. Ia pergi dengan segala kisah heroik yang pelik dan mengagumkan. May The Force Be With You, Princess Leia

Ilhmbdhmn
2017

Leave a comment